Entri Populer
-
Ada beberapa teknik tune up mesin 2 tak, yang paling lazim adalah memporting ulang design port. Memporting ulang itu juga banyak halnya di...
-
Saat pertama kali diproduksi tahun 1960, Vespa VBB mengusung mesin 150cc yang merupakan evolusi dari generasi sebelumnya yakni VBA (1958...
-
Pengoprasian Isi perut Vespa aq,haha gmna gan ngiler gak..? Hmm Pke Seher Daytona Mantab Jga Timbang Peke Ninja Nih Stang Dpet Seken Tpi ...
-
Hmm Gwa bkan Cma Ngomong DOang Gan..Nih Vidio Vespa Ane..Ngacirr.... Tetapi gan Rasannya Masi Ada yang Kurang mnurut Ane.. CoBa Klo kopLin...
-
Achonk ModificaTion The War Machine: NiH Ngetes Vespa gwe Ama NinJa Tmen
-
Maaf Blum Di Oprek2 ..Masih Sibuk...
Selasa, 01 Maret 2011
Kamis, 24 Februari 2011
KOREK MESIN 2 TAK. Set.
Ada beberapa teknik tune up mesin 2 tak, yang paling lazim adalah memporting ulang design port.
Memporting ulang itu juga banyak halnya diantaranya adalah:
1 Merubah tinggi port
2 Mengarahkan kembali jendela port
3 Menghaluskan saluran2 port
4 Memperbesar ukuran port
Tentunya point2 tersebut diatas harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat agar hasilnya maksimal.
Kali ini kita hanya akan membahas mengenai merubah tinggi port
Merubah tinggi port berarti durasi buka & tutup port pun akan berubah. Menentukan angka dari tinggi port ini tentunya harus menggunakan hitungan2 tertentu.
Jika seorang mekanik pernah melakukan perubahan tinggi port pada sebuah silinder blok dan ternyata hasilnya baik ini bisa menjadi acuan untuk mekanik lainnya jika ingin melakukan rubahan pada blok lainnya walaupun memiliki spek yang berbeda.
Caranya adalah mengkonversi ukuran dari mm menjadi derajat putar kruk as.
Contoh :
HRC Thailand menentukan tinggi porting terbaik pada silinder blok NSR SP adalah sbg berikut :
1 Lb Bilas : 42mm
2 Lb Transfer primer & sekunder : 42mm
3 Lb Buang : 26mm
(Catatan :Deck Height NSR adalah 0 mm yang berarti Bibir piston NSR saat berada di TMA adalah sebidang dengan bibir silinder blok atau 0 mm)
Maka jika kita ingin merubah port silinder blok Yamaha RX King harus menggunakan angka berapa di tiap2 portnya jika ingin mengacu pada hitungannya HRC??
Tentunya salah jika kita langsung menggunakan angka2 diatas untuk diaplikasi di blok RX King.
Kita harus mengkonversi dahulu dengan satuan derajat, setelah didapat maka dikonversi kembali ke satuan mm dengan ditambah (Deck Height)
Lalu bagaimana mengkonversi dari mm ke derajat?
Yang pertama kita harus ketahui dulu data2 sebagai berikut :
1 Stroke NSR & stroke RX King
2 Panjang Stang piston NSR & RX King
Jika data2 tersebut sudah diketahui maka kita bisa menggambar diatas kertas sesuai data2 tersebut atau jika ingin lebih akurat bisa dengan menggunakan software Auto Cad.
Misal menentuakn derajat buka lubang buang pada blok yang ingin ditiru (Blok NSR):
1 Buat lingkaran dengan diameter seukuran stroke NSR dan gambarkan titik pusatnya dalam koordinat axis X & Y. pada titik paling atas lingkaran beri tanda 0 derajat kruk as (ini melambangkan derajat putar kruk as)
2 Gambar garis vertikal berukuran panjang stroke + panjang stang seher dengan posisi garis melalui titik pusat lingkaran dan ujung paling bawah garis bertemu dengan ujung paling bawah lingkaran. (Ini melambangkan titik pusat dari rangkaian silinder+piston+kruk as)
3 Buat titik 0mm pada ujung atas garis tersebut (anggaplah titik 0 tersebut adalah posisi piston saat TMA)
4 Buat lagi titik (Tandai dengan huruf B)pada garis vertikal tadi seukuran tinggi lb buang (pada contoh diatas adalah 26mm) Berarti jarak dari titik 0 ke titik B adalah 26mm.
5 Gunakan jangka buat agar jarak bukaan jangka seukuran dengan panjang stang seher NSR (ini melambangkan panjang stang seher)
6 Jarum jangka di posisikan di titik B dan mata pinsil jangka di coretkan ke lingkaran yang mampu dijangkau dengan jangka (ini melambangkan posisi stang seher pada rangkaian)
7 Ukur berapa derajat dari posisi 0 derajat kruk as terhadap titik pada point 6 tadi dengan bususr derajat.
8 Angka derajat buka lubang buang telah didapat.
Lakukan langkah2 diatas untuk menghitung derajat buka lubang bilas dan transfer.
Setelah semua didapati sekarang tinggal menghitung berapa mm tinggi lubang2 tersebut pada blok rubahan (Blok RX King).
Langkah2nya adalah :
1 Buat lingkaran dengan diameter seukuran stroke RX King dan gambarkan titik pusatnya dalam koordinat axis X & Y. pada titik paling atas lingkaran beri tanda 0 derajat kruk as (ini melambangkan derajat putar kruk as)
2 Gambar garis vertikal berukuran panjang stroke + panjang stang seher dengan posisi garis melalui titik pusat lingkaran dan ujung paling bawah garis bertemu dengan ujung paling bawah lingkaran. (Ini melambangkan titik pusat dari rangkaian silinder+piston+kruk as)
3 Buat titik 0mm pada ujung atas garis tersebut (anggaplah titik 0 tersebut adalah posisi piston saat TMA)
4 Ukur dengan busur derajat angka yang didapati dari point no 8 diatas dan tandai pada lingkaran dan beri tanda B.
5 Gunakan jangka buat agar jarak bukaan jangka seukuran dengan panjang stang seher Rx King (ini melambangkan panjang stang seher)
6 Jarum jangka di posisikan di titik B dan mata pinsil jangka di coretkan ke garis vertikal diatas lingkaran yang mampu dijangkau dengan jangka (ini melambangkan posisi stang seher pada rangkaian)
7 Ukur jarak dari titik 0mm terhadap titik yang baru didapat dari point no 6.
8 Jarak tinggi lubang buang RX King telah didapat.
Lakukan langkah2 diatas untuk menghitung jarak lubang bilas dan transfer.
Setelah semua angka didapat kita harus mengetahui Deck height RX king tersebut, setalah didapat maka ukuran2 jarak port yang sudah didapat masing2 ditambah Deck height nya.
Sementara jika ingin melebarkan lubang buang maximal adalah 70% dari diameter piston
kecuali jika design lubang buangnya memiliki tiang penyangga seperti NSR SP maka bisa dibuat lebih lebar lagi.
Contoh : Diameter piston NSR adalah 59mm maka lebar lb buang maximal adalah 59x 70% = 41.3mm dibulatkan menjadi 42 mm, jika lebih dari 42mm maka khawatir ring piston bagian lb buang akan cenderung menekan berlebihan ke dinding silinder, shg silinder akan mudah aus.
Selasa, 01 Februari 2011
NiH Ngetes Vespa gwe Ama NinJa Tmen
Hmm Gwa bkan Cma Ngomong DOang Gan..Nih Vidio Vespa Ane..Ngacirr....
Tetapi gan Rasannya Masi Ada yang Kurang mnurut Ane..
CoBa Klo kopLingnnYa Ngelos Kayak Mtor bebek Pasti Tinggal jauh tuh..!
Kopling Ane Msih rada2 NgonYor klo Di Gas.Padahal Udah Di utak Atik,GanTi Sono Sini..?
Klo Ada Solusi Komen Ya...!
Sekalian Share ..
Tetapi gan Rasannya Masi Ada yang Kurang mnurut Ane..
CoBa Klo kopLingnnYa Ngelos Kayak Mtor bebek Pasti Tinggal jauh tuh..!
Kopling Ane Msih rada2 NgonYor klo Di Gas.Padahal Udah Di utak Atik,GanTi Sono Sini..?
Klo Ada Solusi Komen Ya...!
Sekalian Share ..
SEKILAS SEJARAH VESPA SERIE VBB
Saat pertama kali diproduksi tahun 1960, Vespa VBB mengusung mesin 150cc yang merupakan evolusi dari generasi sebelumnya yakni VBA (1958-1960), dengan penyempurnaan dalam ukuran karburator menjadi Dellorto SI20/17C dan 4 speed sementara itu VBA berukuran karburator Dellorto SI20/17A dan hanya 3 speed (Leardi, Frisinghelli, Notari 1999...). Untuk melihat secara kasat mata perubahan yang mencolok dari generasi sebelumnya meliputi, tidak dibenamkannya lagi indicator light di handlebar (stang), penambahan garis maya melengkung di box bagasi dan mesin serta spakbor depan, model lampu belakang, stand shoe (karet sepatu standar) dan lain-lain.
Berdasarkan penampilan fisik yang diselaraskan dengan kemampuan mesinnya, VBB nampaknya salah satu varian yang dapat diterima oleh banyak kalangan pada masa itu. Ini dapat terlihat dari begitu banyaknya negara yang bekerjasama dengan Piaggio Italy dalam pengembangkan varian ini seperti di Jerman, Inggris, India bahkan Amerika Serikat. Yang dimana tentunya dengan penambahan disana-sininya sesuai aturan berkendaraan masing-masing negara bersangkutan. Akan tetapi di negeri tercinta sendiri varian VBB yang ada tidak memiliki perubahan spesifikasi, sama seperti dari negeri asalnya.
Nuansa lain yang menunjukkan varian ini dapat diterima publik adalah dari jumlah produksi jenis ini yang lebih dari 270.000an unit, dimana hingga dekade 1970an hanya dikalahkan oleh Vespa 150 Sprint (di negeri tercinta dikenal dengan nama Sprint Kotak, VLB1 1965-1974) yang berjumlah lebih dari 1.200.000an unit . Terlihat bahwa dari beberapa data tersebut menunjukkan bahwa deskripsi umum atas scooter/Vespa itu bulat cukup signifikan.
Kamis, 27 Januari 2011
Langganan:
Postingan (Atom)